Langsung ke konten utama

New Pawrent

Hai, perkenalkan saya adalah 'Pawrent Newbie' yang kini mantap mengasuh dua anak 'berbulu' yang saya panggil Dania dan Dazzle.
Ini adalah foto saya bersama Dania, seekor Beagle berusia 3 bulan. Dania adalah 'bocah' pertama yang saya ajak tinggal bersama dengan saya. Di halaman pertama Blog saya ini, saya tidak bercerita tentang Dania ataupun Dazzle. Tapi saya akan bercerita tentang diri saya, dan mengapa akhirnya saya memutuskan mengasuh para 'bocah' lucu ini.
Sejak kecil, keluarga saya jauh dari kata "hewan peliharaan", namun, bukan berarti saya tidak punya. Saat saya kecil, Ayah saya gemar sekali memelihara Ayam Jago. Yang saya ingat, Bagong adalah Ayam yang pintar karena bila dipanggil Ia akan datang. Bagong juga memiliki bulu yang mengkilat dan bagus, itulah sebabnya kemudian Bagong akhirnya dicuri oleh orang tak dikenal. Selepas kepergian Bagong, kami masih memiliki Ayam kampung lainnya - walaupun tidak seistimewa Bagong, ayam-ayam tersebut kemudian beranak pinak. Dan jujur saja, saya tidak pernah terlibat banyak terkait pemeliharaan ayam-ayam tersebut. Saya hanya sesekali memberi makan segenggam beras kepada mereka. Saya pernah mencoba memiliki hewan peliharaan yakni keong dan burung gereja yang saya beli di abang-abang penjual depan Sekolah, namun tidak bertahan lebih dari tiga hari kemudian mereka mati.
Keluarga saya membenci kucing, terutama Ibu saya. Ibu saya selalu bilang, kucing itu pemalas dan suka 'nyolong'. Dan memang beberapa kali, ikan atau potongan ayam di meja makan atau dapur hilang diambil oleh kucing liar yang masuk rumah kami. Sejak saat itu, tidak pernah terbersit sekalipun untuk saya memelihara seekor kucing.
Ayah saya bekerja untuk orang asing berkewarganegaraan New Zealand. Dirumah atasannya itu, banyak sekali anjing (yang saya masih ingat jenisnya adalah German Shepard dan Pitbull) dan semuanya galak-galak. Karena tiap kali saya kerumah atasan Ayah saya itu, pasti gonggongan anjingnya terasa menakutkan buat saya. Itupun, anjing-anjing tersebut harus selalu diamankan dulu tiap kali ada tamu yang datang. Puncaknya adalah di suatu malam, Ayah saya pulang dengan kondisi diperban, katanya dia habis diserang anjing atasannya itu. Duh, langsung deh, makin kebayang seremnya sama hewan bernama anjing. Tidak hanya itu, saya juga pernah punya pengalaman sedang asik bersepeda dengan teman-teman, namun ada anjing yang tiba-tiba keluar dari sebuah halaman rumah seseorang, dan anjing tersebut menggonggong ke arah kita, spontan kita semua kabur menyelematkan diri. Tapi sialnya, ada salah satu teman yang terjatuh dari sepeda. Kita yang sempat mengayuh sepeda lebih dulu di depan tidak berani untuk menolong, terpaksa kita hanya melihat dari jauh tanpa bisa berbuat apa-apa. Dan mukzizatnya saat itu, anjing-anjing tersebut tidak ada yang menyerang teman saya, teman saya luka justru akibat terjatuh dari sepeda.
Dari semua pengalaman saya tersebut, sungguh hewan seperti kucing dan anjing bukanlah hewan yang saya inginkan untuk bisa dekat dengan saya apalagi untuk dipelihara. Hingga puluhan tahun terlewati..
Entah mengapa, dalam hati saya mengatakan bahwa sebenarnya anjing adalah hewan yang baik dan menyenangkan. Terlebih bila kita lihat film bertema anjing seperti LASSIE atau AIR BUD. Namun, ketakutan saya dan anggapan sekitar tentang anjing yang 'menganggu' terus menempel di kepala saya.
Di penghujung 2017, entah mengapa saya semakin suka melihat foto-foto anjing di Instagram. Jenis mereka kini mulai saya amati, dan 






Komentar